1. terbuat dari bahan yang tidak mempengaruhi sifat contoh (misalnya untuk keperluan pemeriksaan logam, alat pengambil contoh tidak terbuat dari logam); 2. mudah dicuci dari bekas contoh sebelumnya; 3. contoh mudah dipindahkan ke dalam botol penampung tanpa ada sisa bahan tersuspensi di dalamnya; 4.
Telah Dibaca 165 Berikut adalah artikel Wadah Menyimpan Air Dari LogamTable Of Content [ Close ]1. Pembahasan Pertanyaan Perhatikan gambar proses korosi berikut. Proses korosi yang berlangsung paling lambat terjadi pada gambar nomor …. a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5 Jawaban jawaban yang benar adalah D. Pembahasan Proses korosi terjadi karena logam mengalami oksidasi akibat bereaksi dengan oksigen atau partikel air di udara. Maka cara mencegah dari korosi adalah menjauhkan logam dari oksigen dan kelembapan udara. Penyimpanan paku pada air dan air garam yang mengandung banyak oksigen dan ion akan mempercepat laju korosi. Pada toples terbuka dengan senyawa anhidrat dapat memperlambat namun kurang efektif karena tidak semua air di udara terserap. Cara yang paling efektif dalam mencegah korosi adalah menyimpan paku dalam minyak dan wadah tertutup, karena minyak menghalangi paku bersentuhan dengan oksigen, air, ataupun ion yang dapat menyebabkan korosi. Oleh karena itu, proses korosi yang berlangsung paling lambat terjadi pada gambar nomor 4. Jadi, jawaban yang benar adalah D. Semoga tulisan Wadah Menyimpan Air Dari Logam in bermanfaat Wadah Menyimpan Air Dari Logam Wadah Menyimpan Air Dari Logam 2) Menuang air suling sampai batas tertentu ke dalam autoclave. 3) Menata tabung reaksi atau peralatan gelas lain di dalam wadah aluminium bagian dalam sedemikian rupa hingga tersedia ruangan untuk bergeraknya uap air secara bebas diantara alat-alat selama sterilisasi, letakkan wadah ke dalam autoclave dengan cara : tabung

We produce metal storage bins, metal cage, metal storage locker, metal cage door We have years of history and experience in manufacturing. Customer satisfaction is our pursuit. The warehouses we often encounter in warehouse management are higher, the goods are smaller, and all of this is manually accessed. When the reserves are large, what should I do? The accessories and semi-finished products scattered on the ground occupy a large amount of warehouse space, so how can we effectively use these storage spaces, save the warehouse area, and facilitate the warehouse administrator? Picking up the goods? In fact, metal storage containers, also known as storage cages, can solve these problems well 1. storage cages are easy to inventory, which increases the effective utilization of storage space. storage cage can be folded freely, foldable storage when not in use, saving warehouse space. 3. the storage cage is sturdy and durable, easy to transport, and can be reused, which can effectively reduce the labor consumption and packaging cost of the storage enterprise. The bottom of the storage cage is made of U-shaped steel welded. The U-shaped steel is rolled by a cold-rolled strip mill. The bottom four legs are stamped with stamping parts and the parts are welded. 4. The improved storage cage can be placed on the shelf, on the assembly line or on the stack. The storage cage with the pulley can be quickly turned in the workshop, and the storage cage with PVC plate or iron plate can prevent small pieces from being lost. 5. storage cages can not only be used in factory production workshops, warehouse inventory, but also can be used as a display promotion and storage in supermarkets, or outdoors. 6. The cages used in international standards can be used together with containers to effectively improve space utilization. 7. the storage cage folding structure, low recycling cost, is a substitute for wood and paper packaging. Warehousing equipment planning principles 1、applicability principle 2、 advanced principles 3、 minimum cost principle 4、reliability and safety then Among the customers who use the production storage cage, most of the auto parts, electronic equipment and other enterprises will use the storage cage to improve the utilization of the warehouse and become a tool for logistics turnover. If you want to know more Basic tools for warehouses metal storage containers, metal cage material , or other related metal cage fencing , steel mesh security cage…. and other products Basic tools for warehouses metal storage containers,you can contact us. Post time 2019-06-12

Penanganan dan Penyimpanan · Disimpan dalam posisi tertutup sangat rapat . Jauhkan dari bahaya yang mudah menyala dan sumber nyala serta panas . · Simpan pada suhu +20 C sampai +250 C . · Persyaratan untuk ruang penyimpanan dan wadah : wadah jangan terbuat dari logam baik logam ringan maupun berat. Chemdat, Merck - MSDS Asam Nitrat

PENYIMPANAN DAN PENATAAN BAHAN KIMIA Bahan kimia yang ada di laboratorium jumlahnya relatif banyak seperti halnya jumlah peralatan. Di samping jumlahnya cukup banyak juga bahan kimia dapat menimbulkan resiko bahaya cukup tinggi, oleh karena itu dalam pengelolaan laboratorium aspek penyimpanan, penataan dan pemeliharaan bahan kimia merupakan bagian penting yang harus diperhatikan. Hal umum yang harus menjadi perhatian di dalam penyimpanan dan penataan bahan kimia diantaranya meliputi aspek pemisahan segregation, tingkat resiko bahaya multiple hazards, pelabelan labeling, fasilitas penyimpanan storage facilities, wadah sekunder secondary containment, bahan kadaluarsa outdate chemicals, inventarisasi inventory, dan informasi resiko bahaya hazard information. Penyimpanan dan penataan bahan kimia berdasarkan urutan alfabetis tidaklah tepat, kebutuhan itu hanya diperlukan untuk melakukan proses pengadministrasian. Pengurutan secara alfabetis akan lebih tepat apabila bahan kimia sudah dikelompokkan menurut sifat fisis, dan sifat kimianya terutama tingkat kebahayaannya. Bahan kimia yang tidak boleh disimpan dengan bahan kimia lain, harus disimpan secara khusus dalam wadah sekunder yang terisolasi. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah pencampuran dengan sumber bahaya lain seperti api, gas beracun, ledakan, atau degradasi kimia. Secara rinci, klasifikasi bahan berbahaya dan beracun B3 diatur dalam PP Th 2001 tentang pengelolaan B3, klasifikasi tersebut sebagai berikut Ø Mudah meledak explosive Ø Pengoksida oxiding Ø Berbahaya harmful Ø Korosif corrosive Ø Bersifat iritasi irritant Ø Beracun toxic Ø Karsinogenik Ø Teratogenik Ø Berbahaya bagi lingkungan Penyimpanan bahan kimia tersebut harus didasarkan atas tingkat risiko bahayanya yang paling tinggi. Misalnya benzena memiliki sifat flammable dan toxic. Sifat dapat terbakar dipandang memiliki resiko lebih tinggi daripada timbulnya karsinogen. Oleh karena itu penyimpanan benzena harus ditempatkan pada cabinet tempat menyimpan zat cair flammable daripada disimpan pada cabinet bahan toxic. Berikut ini merupakan panduan umum untuk mengurutkan tingkat bahaya bahan kimia dalam kaitan dengan penyimpanannya. 1. Lemari Penyimpanan Bahan Kimia Pengaturan dan penempatan bahan kimia sebaikanya dipisahkan berdasarkan perbedaan klas bahaya. Sebagai contoh perlakuan masing-masing klas bahaya adalah sebagai berikut Table Prioritas dan Kategori pada Penyimpanan Bahan Kimia Prioritas Kategori Penyimpanan Kode Penyimpanan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Dibuat ketika dibutuhkan jangan disimpan Kasus khusus Radioaktif Silinder gas Cairan mudah terbakar Cairan reaktif air Padatan mudah terbakar Cairan korosif, asam Cairan korosif, non-asam Bahan kimia korosif, reaktif airPadatan korosifKulkas Bahan kimia beracun Agen pengosidasi Bahan kimia umum, anorganik Bahan kimia umum, organik Situ Spec Rad Cyl FL FW FS CLa CLb CW CS Cold T Ox GIn GOrg Bahan Kimia Korosif CLa dan CLb Bahan kimia korosif terdiri dari dua macam yaitu asam dan basa. Penyimpanan bahan kimia korosif jangan sampai bereaksi dengan tempat penyimpanannya lemari rak dan cabinet. Perhatikan bahwa diantara bahan korosif dapat bereaksi dengan hebat, sehingga dapat mengganggu kesehatan pengguna. Untuk keperluan penyimpanan, asam-asam yang berujud cairan diklasifikasi lagi menjadi tiga jenis yaitu asam-asam organik misalnya asam asetat glacial, asam format, asam mineral misalnya asam klorida dan asam fosfat, dan asam mineral oksidator misalnya asam kromat, asam florida, asam perklorat, dan asam berasap seperti asam nitrat dan asam sulfat. Panduan penyimpanan untuk kelompok asam ini diantaranya adalah a. Pisahkan asam-asam tersebut dari basa dan logam aktif seperti natrium Na, kalium K, kalsium Ca, magnesium Mg dll. b. Pisahkan asam-asam organik dari asam mineral dan asam mineral oksidator, c. Penyimpanan asam organik biasanya dibolehkan dengan cairan flammable dan combustible. d. Pisahkan asam dari bahan kimia yang dapat menghasilkan gas toksik dan dapat menyala seperti natrium sianida NaCN, besi sulfida FeS, kalsium karbida CaC2 dll. e. Gunakan wadah sekunder untuk menyimpan asam itu, dan gunakan botol bawaannya ketika dipindahkan ke luar lab. f. Simpanlah botol asam pada tempat dingin dan kering, dan jauhkan dari sumber panas atau tidak terkena langsung sinar matahari. g. Simpanlah asam dengan botol besar pada kabinet atau lemari rak asam. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil. h. Simpanlah wadah asam pada wadah sekunder seperti baki plastik untuk menghindari cairan yang tumpah atau bocor. Baki plastik atau panci kue dari pyrex sangat baik digunakan lagi pula murah harganya. Khusus asam perklorat harus disimpan pada wadah gelas atau porselen dan jauhkan dari bahan kimia organik. i. Jauhkan asam oksidator seperti asam sulfat pekat dan asam nitrat dari bahan flammable dan combustible. Penyimpanan basa padatan atau cairan seperti amonium hidroksida NH4OH, kalsium hidroksida, CaOH2, kalium hidroksida KOH, natrium hidroksida NaOH harus dilakukan sebagai berikut a. Pisahkan basa dari asam, logam aktif, bahan eksplosif, peroksida organik, dan bahan flammable. b. Simpan larutan basa anorganik dalam wadah polyethylene plastik. c. Tempatkan wadah larutan basa dalam baki plastik untuk menghindari pecah atau keborocan. d. Simpanlah botol-botol besar larutan basa dalam lemari rak atau cabinet yang tahan korosif. Botol besar disimpan pada rak lebih bawah daripada botol lebih kecil. Pelarut mudah terbakar FL Wadah dari gelas jangan digunakan untuk menyimpan cairan flammable. Pelarut dengan kualitas teknis harus disimpan dalam wadah logam. Simpan dalam kaleng dalam lemari solvent. Pisahkan dari asam peroksida dan oksidator lain. Hindari penyimpanan cairan flammable dari panas, sengatan matahari langsung, sumber nyala atau api. Cairan flammable yang memerlukan kondisi dingin, hanya disimpan pada kulkas yang bertuliskan “Lab-Safe” atau “Flammable Storage Refrigerators“. Jangan sekali-kali menyimpan cairan flammable di dalam kulkas biasa. Padatan mudah terbakar FS Bahan kimia padatan yang cepat terbakar karena gesekan, panas, ataupun reaktif terhadap air dan spontan terbakar dinamakan padatan flammable. Misalnya asam pikrat, kalsium karbida, fosfor pentaklorida, litium, dan kalium. Unsur litium Li, kalium K, dan natrium Na harus disimpan di dalam minyak tanah kerosene atau minyak mineral. Padatan flammable ini harus disimpan dalam cabinet flammable dan dijauhkan dari cairan flammble atau cairan combustible. Bila reaktif terhadap air, janganlah disimpan di bawah bak cuci, dsb. Agen Pengoksidasi Ox Bahan kimia yang termasuk oksidator adalah bahan kimia yang menunjang proses pembakaran dengan cara melepaskan oksigen atau bahan yang dapat mengoksidasi senyawa lain. Misalnya kalium permanganat KMnO4, feri klorida FeCl3, natrium nitrat NaNO3, hidrogen peroksida H2O2. Bahan kimia oksidator harus dipisahkan dari bahan-bahan flammable dan combustible serta bahan kimia reduktor seperti seng Zn, logam alkali litium = Li, natrium = Na, kalium = K, rubidium = Rb dan asam formiat HCOOH. Jangan menyimpan pada wadah/tempat yang terbuat dari kayu juga jangan berdekatan dengan bahan lain yang mudah terbakar. Simpan pada tempat dingin dan kering. Sianida Pisahkan dari larutan berair, asam dan pengoksidasi. Bahan reaktif terhadap air FW dan CW Simpan di tempat dingin, kering yang jauh dari sumber air. Bahan yang reaktif dengan air apabila kontak dengan dengan udara lembab saja akan menghasilkan senyawa toksik, flammable, atau gas mudah meledak. Misalnya hipoklorit dan logam hidrida. Oleh karena itu penyimpanan bahan kimia ini harus dijauhkan dari sumber air jangan menyimpannya di bawah atau di atas bak cuci. Siapkan racun api kelas di dekatnya. Gunakan pemadam api dengan bahan kimia kering apabila terjadi kebaran dengan bahan ini. Simpan dalam desikator yang diisi dengan silika gel. Bahan piroforik  Dalam kemasan asli, simpan di tempat yang dingin.  Berikan tambahan sel yang kedap udara. Bahan Kimia Sensitif Cahaya Penyimpanan bahan kimia yang sensitif cahaya harus dipisahkan atas dasar tingkat kebahayaannya. Misalnya brom dengan oksidator, arsen dengan senyawa beracun. Beberapa contoh senyawa sensitif cahaya diantaranya adalah brom Br2, garam merkuri, kalium ferosianida, K4[FeCN6], natrium iodida NaI dll. Agar tidak terjadi penguraian, bahan kimia ini harus terhindar dari cahaya. Simpanlah bahan sensitif cahaya ini dalam botol berwarna coklat amber bottle pada tempat dingin dan gelap. Apabila botol penyimpan bahan kimia ini harus dibungkus dengan foil kertas perak/timah, maka tuliskan label pada bagian luar botol tersebut. Bahan pembentuk peroksida  Simpan di tempat kedap udara atau tempat penyimpanan bahan flammable.  Pisahkan dari pengoksidasi dan asam. Bahan beracun T Bahan kimia ini terdiri dari bahan beracun tinggi highly toxic dengan ciri memiliki oral rate LD50 Lethal Dosis 50% < 50 mg/kG, beracun toxic dengan oral rate LD50 50-100 mg/kG dan sebagai bahan kimia karsinogen penyebab kanker. Tulisi wadah bahan kimia ini dengan kata “bahan beracun”. Simpan di dalam wadah yang tidak mudah pecah, dan tertutup rapat. Tabel memperlihatkan beberapa bahan kimia toksik yang selama ini sudah dicarikan penggantinya. Sedangkan Tabel memperlihatkan bahan-bahan kimia karsinogen. Tabel Bahan Kimia Toksik dan Penggantinya Bahan Kimia Toksik Pengganti Chloroform Hexanes Carbon tetrachloride Hexanes 1,4-Dioxane Tetrahydrofuran Benzene Cyclohexane atau Toluene Xylene Toluene 2-Butanol 1-Butanol Lead chromate Copper carbonate p-Dichlorobenzene Naphthalene, Lauric acid, Cetyl alcohol, 1-Octadecanol, Palmitic acid, or Stearic acid Potassium Calcium Dichromate/Sulfuric acid mixture Ordinary detergents Trisodium phosphate Ordinary detergents Alcoholic potassium hydroxide Ordinary detergents Tabel Bahan Kimia Karsinogen Bahan Kimia Karsinogen 2-Acetylaminofluorene Acrylonitrile 4-Aminodiphenyl Asbestos Benzene Benzidine dan garamnya 1,3 – Butadiene bis-Chloromethyl ether Cadmium Coke oven emissions Dibromochloropropane DBCP 3,3′-Dichlorobenzidine dan garamnya 4-Dimethylaminoazobenzene Ethylene dibromide Ethyleneimine Ethylene oxide Formaldehyde Inorganic Arsenic Methyl chloromethyl ether 4,4′-Methylene bis2-chloroaniline Bahan Kimia Karsinogen Methylene chloride Methylenedianiline alpha-Naphthylamine beta-Naphthylamine 4-Nitrobiphenyl N-Nitrosodimethylamine beta-Propiolactone Vinyl chloride Penyimpanan Gas Terkompresi Cyl  Pisahkan dan tandai mana tabung gas yang berisi dan mana yang kosong.  Amankan bagian atas dan bawah silinder dengan menggunakan rantai dan rak logam.  Atur regulator ketika gas dalam silider digunakan.  Pasang tutup pentil ketika silinder tidak digunakan.  Jauhkan silinder dari sumber panas, bahan korosif bahan berasap maupun bahan mudah terbakar.  Pisahkan silinder yang satu dengan yang lainnya jika gas dari silinder satu dapat menimbulkan reaksi dengan gas dari silinder lain.  Gunakan lemari asap untuk mereaksikan gas yang diambil dari silinder.  Gunakan gerobak yang dilengkapi rantai ketika memindahkan silinder gas berukuran besar.  Jagalah sumbat katup jangan sampai lepas ketika menggeser-geserkan silinder, karena gas dalam silinder memiliki tekanan tinggi. Bahan Kimia yang Incompatible Tabel Matriks Bahan Kimia yang incompatable tidak boleh disimpan bersamaan Asam An-organik Asam Oksidator Asam Organik Basa Oksidator Anorganik Racun Organik racun Reaktif air Pelarut organik Asam An-organik X X X X X X Asam oksidator X X X X X X Asam organik X X X X X X X Basa X X X X X X Oksidator X X X X An-organik racun X X X X X X Organik racun X X X X X X Reaktif air X X X X X X Pelarut organik X X X X X x = tidak boleh disimpan bersamaan Tabel Klasifikasi Penyimpanan Bahan Kimia Bahan Kimia Tidak Boleh Bercampur dengan Asam asetat CH3COOH Asam kromat, H2Cr2O4; Asam nitrat, HNO3; Senyawa hidroksil, -OH; Etilen glikol, C2H6O2; Asam perklorat, HClO4; Peroksida, H2O2, Na2O2; Permanganat, KMnO4 Aseton CH3COCH3 Campuran asam nitrat dan asam sulfat pekat, HNO3 pkt + H2SO4 pkt; Basa kuat, NaOH, KOH Asetilen C2H2 Flor, F2; Klor, Cl2; Brom, Br2; Tembaga, Cu; Perak, Ag; Raksa, Hg Logam alkali Li, Na, K Air, H2O; Karbon tetraklorida, CCl4; Hidrokarbon terklorinasi, CH3Cl; Karbon dioksida, CO2; halogen, F2, Cl2, Br2, I2 Amonia anhidros, NH3 Raksa, Hg; Kalsium, Ca; Klor, Cl2; Brom, Br2; Iod, I2; Asam florifa, HF; Hipoklorit, HClO, CaClO2 Amonium nitrat, NH4NO3 Asam; serbuk logam; cairan dapat terbakar; Klorat, ClO3– ; Nitrit, NO2–; belerang, S8; serbuk organik; bahan dapat terbakar Anilin C6H5NH2 Asam nitrat, HNO3; Hidrogen proksida, H2O2 Bahan arsenat, AsO3– Bahan reduktor Azida, N3– Asam Brom, Br2 Amonia, NH3; Asetilen, C2H2; butadiena, C4H6; butana, C4H10; metana, CH4; propana, C3H8 atau gas minyak bumi, hidrogen, H2; Natrium karbida, NaC; terpentin; benzen, C6H6; serbuk logam Kalsium oksida, CaO Air, H2O Karbon aktif, C Kalsium hipoklorit, CaClO2; Semua oksidator Karbon tetraklorida, CCl4 Natrium, Na Klorat, ClO3– Garam amonium; asam; Serbuk logam; Belerang, S8; Bahan organik serbuk; Bahan dapat terbakar Asam kromat, H2Cr2O4; Krom trioksida, Cr2O3 Asam asetat, CH3COOH; Naftalen, C10H8; Kamper, C10H16O; gliserol, HOCH2CHOHCH2OH; Gliserin; terpentin; alkohol; cairan mudah terbakar Klor, Cl2 Ammonia, acetylene, butadiene, butane, methane, propane or other petroleum gases, hydrogen, sodium carbide, turpentine, benzene, finely divided metals Klor dioksida, ClO2 Ammonia, metana, fosfin, Asam sulfida Tembaga Asetilen, hidrogen peroksida Cumene hidroperoksida Asam, organik atau anorganik Sianida Asam Cairan dapat terbakar Amonium nitrat, Asam kromat, hidrogen peroksida, Asam nitrat, Natrium peroksida, halogen Hidrokarbon Flor, klor, brom, ASam kromat, Natrium peroksida Asam sianat Asam nitrat, Basa Asam florida Ammonia, aqueous or anhydrous Hidrogen peroksida Tembaga, Krom, Besi, Kebanyakan logam atau garamnya, Alkohol, Aseton, bahan organik, Anilin, Nitrometan, Cairan dapat terbakar Asam sulfide Asam nitrat berasap, Asam lain, Gas oksidator, Asetilen, Amonia berair atau anhidros, Hidrogen Hipoklorit Asam, Karbon aktif Iod Asetilen, Amonia berair atau anhidros, Hidrogen Raksa Asetilen, Asam fulmanat, Amonia Nitrat Asam sulfat Asam nitrat pekat Asam asetat, Anilin, Asam kromat, Asam sianat, Asam sulfida, Cairan dapat terbakar, Gas dapat terbakar, Tembaga, Kuningan, Logam berat Nitrit Asam Nitroparafin Basa anorganik, Amina Asam oksalat Perak, Raksa Oksigen Oli, Lemak, hidrogen; Cairan, padatan, dan Gas dapat terbakar Asam perklorat Asetat anhidrid, Bismut dan aliasinya, Alkohol, Kertas, Kayu, Lemak dan oli Peroksida, organic Asam organik atau mineral, Hindari gesekan, Simpan di tempat dingin Fosfor putih Udara, Oksigen, Basa, Bahan reduktor Kalium Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air Kalium klorat dan Perklorat Asam sulfat dan asam lain Kalium permanganat Gliserin, Etilen glikol, Benzaldehid, Asam sulfat Selenida Bahan reduktor Perak Asetilen, Asam oksalat, Asam tartrat, Senyawa amonium, Asam fulmanat Natrium Karbon tetraklorida, Karbon dioksida, Air Natrium Nitrit Amonium nitrat dan Garam amonium lain Natrium peroksida Etil atau metil alkohol, Asam asetat glacial, Asetat anhidrida, Benzaldehid, Karbon disulfida, Gliserin, Etilen glikol, Etil asetat, Metil asetat, furfural Sulfida Asam Asam sulfat Kalium klorat, Kalium perklorat, kalium permanganat atau senyawa dari logam ringan seperti natrium, litium, dll. Telurida Bahan reduktor From Manufacturing Chemists’ Association, Guide for Safety in the Chemical Laboratory, pp. 215-217, Van Nostrand Reinhold Tempat Cairan Bahan Kimia Semua cairan kimia berbahaya harus disimpan dalam tray nampan untuk meminimalkan efek karena tumpahan atau bocoran. Kapasitas tray 110 % volume botol terbesar atau 10% dari seluruh volume. Rak penampung disesuaikan dengan sifat bahan cairan yang disimpan dalam botol. Jangan menggunakan bahan aluminium. Chemical Storage Cabinets  Approved corrosive cabinets berfungsi untuk penyimpanan asam dan basa.  Flammable storage cabinets berfungsi untuk menyimpan cairan flammable liquids. 2. Pemberian Label dan Wadah Penyimpanan Bahan Kimia Keamanan informasi sangat penting untuk keamanan peralatan dan bahan. Wadah bahan kimia dan lokasi penyimpanan harus diberi label yang jelas. Label wadah harus mencantumkan nama bahan, tingkat bahaya, tanggal diterima dan dipakai. Alangkah baiknya jika tempat penyimpanan masing-masing kelompok bahan tersebut diberi label dengan warna berbeda. Misalnya warna merah untuk bahan flammable, kuning untuk bahan oksidator, biru untuk bahan toksik, putih untuk bahan korosif, dan hijau untuk bahan yang bahayanya rendah. Di samping pemberian label pada lokasi penyimpanan, pelabelan pada botol reagent jauh lebih penting. Informasi yang harus dicantumkan pada botol reagen diantaranya  Nama kimia dan rumusnya  Konsentrasi  Tanggal penerimaan  Tanggal pembuatan  Nama orang yang membuat reagen  Lama hidup  Tingkat bahaya  Klasifikasi lokasi penyimpanan  Nama dan alamat pabrik Sebaiknya bahan kimia ditempatkan pada fasilitas penyimpanan secara tertutup seperti dalam kabinet, loker, dsb. Tempat penyimpanan harus bersih, kering dan jauh dari sumber panas atau kena sengatan sinar matahari. Di samping itu tempat penyimpanan harus dilengkapi dengan ventilasi yang menuju ke luar ruangan. Bahan kimia cair yang berbahaya harus disimpan pula dalam wadah sekunder seperti baki plastik untuk mencegah timbulnya kecelakaan akibat bocor atau pecah. Wadah sekunder yang diperlukan harus didasarkan atas ukuran wadah yang langsung diisi bahan kimia, tidak atas dasar volume bahan cair yang ada dalam wadahnya. Ukuran wadah bahan primer yang perlu disediakan wadah sekundernya yaitu 1. Cairan radioaktif ketika wadah berukuran ³ 250 mL 2. Semua cairan berbahaya lain untuk wadah ³ 2,5 L Secara umum pengelompokkan bahan berbahaya yang memerlukan wadah sekunder adalah 1. Cairan flammable dan combustible serta pelarut terhalogenasi misalnya alkohol, eter, trikloroetan, perkloroetan dsb. 2. Asam-asam mineral pekat misalnya asam nitrat, asam klorida, asam sulfat, asam florida, asam fosfat dsb. 3. Basa-basa pekat misalnya amonium hidroksida, natrium hidroksida, dan kalium hidroksida. 4. Bahan radioaktif Bahan kimia kadaluarsa, bahan kimia yang tidak diperlukan, dan bahan kimia yang rusak harus dibuang melalui unit pengelolaan limbah. Ingat bahwa biaya pembuangan bahan kimia akan meningkat jika ditunggu sampai waktu cukup lama, oleh karena itu limbah kimia harus dibersihkan setiap saat.
BeliCn Wadah Penyimpanan Logam Langsung Dari Cn Pabrik di Alibaba.com. Bantu Pembeli Global Mencari Sumber Wadah Penyimpanan Logam dengan Mudah.
image via pixabay Strategi Penyimpanan Zat Dan Bahan Kimia Di Gudang memiliki perbedaan dengan strategi penyimpanan bahan baku dan raw material non chemical. Perbedaan tersebut mutlak diperlukan karena karakteristik dan kandungan serta spesifikasi yang berbeda pula. Dalam strategi Penyimpanan Zat Dan Bahan Kimia Di Gudang di perlukan perlakuan khusus terhadap masing - masing jenis dan sifat bagan kimia chemical yang akan di simpan. Pengenalan sifat dan jenis bahan kimia akan lebih memudahkan Anda dalam cara penanganannya, misalnya cara pencampuran, cara mereaksikan, cara pemindahan atau transportasi, dan cara penyimpanannya. Pengetahuan secara detail dan mendalam tentang nama dan kegunaan alat dan bagaimana cara penggunaannya juga sangat penting. Sebagai contoh misalnya alat-alat gelas harus diperiksa terlebih dahulu sebelum digunakan. Apakah ada bagian yang retak, pecah, atau kotor. Dalam artikel saya kali ini akan diuraikan tentang bagaimana cara penyimpanan bahan kimia di gudang sehingga kerusakan alat dan bahan-bahan kimia dapat dihindari, serta kemungkinan adanya bahaya-bahaya yang ditimbulkan sebagai akibat penyimpanan dapat dicegah, misalnya terjadinya kebakaran. Berikut ini adalah beberapa hal yang penting dalam strategi penyimpanan zat dan bahan kimia di gudang, antara lain SUMBER DAN PENYEBAB KERUSAKAN BAHAN KIMIA Bahan - bahan kimia yang disimpan didalam gudang dalam jangka waktu yang relatif lama secara perlahan - lahan akan mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan sekitar dan juga kelembaban ruang penyimpanan. Paling tidak ada enam sumber dan penyebab kerusakan bahan kimia yang disimpan didalam gudang, sebagai berikut 1. Faktor Udara Kelembaban Di dalam udara terkandung zat oksigen O2 dan uap air. Bahan-bahan kimia yang memiliki sifat higroskopis harus disimpan di dalam botol dan ditutup rapat. Bahan-bahan kimia jenis ini jika cara menyimpannya tidak benar, maka akan menjadi berair, bahkan dalam kasus yang parah dapat berubah menjadi larutan. Bahan-bahan yang mudah dioksidasi, dengan adanya kandungan oksigen di udara maka akan mengalami proses oksidasi. Contohnya bahan kimia Kristal besi II sulfat yang berwarna hijau muda, akan cepat berubah menjadi besi III sulfat kristal berwarna coklat muda. Hal tersebut dapat terjadi akibat dari botol tempat penyimpanannya tidak segera ditutup atau tidak ditutup dengan rapat dan ada bagian yang menyebabkan masuknya udara oksigen. 2. Faktor Cairan Air, Asam, Basa Ketika melakukan penyimpanan pastikan bahwa semua bahan kimia tersebut dalam keadaan kering. Tempatkan bahan kimia tersebut pada tempat yang kering dan usahakan jangan langsung bersentuhan dengan lantai gudang. Dalam hal ini Anda dapat menggunakan pllet kayu atau plastik sebagai alasnya. Bahan kimia akan mudah rusak jika dibiarkan dalam keadaan basah. Jadi sangat penting untuk memastikan bahan-bahan kimia tersebut disimpan dalam tempat yang kering, terutama untuk jenis bahan kimia yang reaktif terhadap air. Zat - zat logam seperti Natrium, Kalsium, dan Calium akan bereaksi dengan air dan menghasilkan gas H2 hidrogen yang dapat dengan mudah untuk terbakar akibat suhu panas dari reaksi yang terbentuk. Sementara untuk zat-zat lain yang bereaksi dengan air secara hebat, seperti asam sulfat pekat, logam halideanhidrat, oksida non logam halide sebisa mungkin harus dijauhkan dari air atau disimpan dalam ruangan yang kering dan bebas kebocoran. Kebakaran yang terjadi akibat dari reaksi zat-zat kimia di atas tak dapat dipadamkan dengan menyiramkan air. Cairan yang bersifat asam mempunyai daya merusak yang jauh lebih hebat daripada air. Asam yang memiliki sifat gas, misalnya asam klorida bahkan jauh lebih ganas lagi. Penyebabnya adalah asam klorida bersama udara akan mudah berpindah dari tempat asalnya. Cara yang paling aman adalah dengan mengisolir zat kimia asam itu sendiri, yakni dengan menempatkannya dalam botol khusus yang tertutup rapat dan ditempatkan dalam lemari penyimpanan khusus. 3. Faktor Mekanis Tekanan Bahan-bahan kimia yang di simpan didalam gudang harus dihindarkan dari benturan atau tekanan yang besar, khususnya untuk bahan - bahan kimia yang mudah meledak, seperti zat ammonium nitrat, nitrogliserin, trinitrotoluene TNT. 4. Sinar Matahari Sinar Matahari, terutama sinar ultra violet UV sangat berpengaruh terhadap kualitas bahan-bahan kimia yang di simpan didalam gudang. Contohnya adalah larutan kalium permanganat, jika terkena sinar ultra violet secara langsung akan mengalami reduksi, sehingga akan merubah sifat larutan tersebut. Untuk menyimpan larutan kalium permanganat dianjurkan untuk menggunakan botol yang berwarna coklat. Kristal perak nitrat juga akan rusak apabila terkena sinar ultra violet, karena itu sangat penting penyimpanannya harus dihindarkan dari pengaruh sinar ultra violet secara langsung. 5. Faktor Api Seperti kita ketahui sebuah kebakaran dapat terjadi karena adanya tiga unsur yang berada dalam satu tempat secara bersama - sama. Ketiga jenis komponen tersebut adalah sebagai berikut Ada bahan bakar Adanya panas yang tinggi, yang bisa mengubah bahan bakar menjadi uap yang dapat terbakar. Adanya oksigen Jika terjadi kondisi seperti diatas, maka oksigen akan mudah bereaksi dengan bahan bakar yang berupa uap yang sudah mencapai titik bakarnya akan menghasilkan api. Api inilah yang selanjutnya dapat mengakibatkan terjadinya kebakaran. Bagaimana cara mencegahnya ? Cara paling mudah untuk mencegah kebakaran tersebut adalah dengan mengisolir atau memindahkan salah satu dari ketida komponen tersebut. Cara berikutnya adalah dengan menyimpan bahan-bahan yang mudah terbakar tersebut di tempat yang memiliki suhu rendah, sehingga temperaturnya tidak mudah naik dan tidak mudah berubah menjadi uap yang dapat terbakar. 6. Sifat Bahan Kimia Bahan-bahan kimia yang disimpan didalam gudang memiliki sifat khusus masing-masing. Contohnya zat asam sangat mudah bereaksi dengan basa. Reaksi kimia yang terjadi bisa berlangsung dengan lambat atau secara tiba - tiba. Reaksi yang tiba - tiba biasanya akan menimbulkan panas yang tinggi disertai dengan api. Ledakan dapat terjadi jika reaksi tersebut terjadi pada ruang penyimpanan yang tertutup dan memiliki sirkulasi udara yang buruk. Contoh dari sebuah reaksi yang bisa terjadi secara tiba - tiba adalah jika asam sulfat pekat yang diteteskan pada campuran kalium klorat padat dan gula pasir maka seketika akan terjadi api. Hal yang sama akan terjadi pada kristal kalium permanganate yang ditetesi dengan gliserin. PENYIMPANAN BAHAN-BAHAN KIMIA Seringkali terjadi kasus kebakaran, ledakan dan kebocoran bahan - bahan kimia beracun yang di simpan didalam gudang yang sangat membahayakan. Untuk mencegah dan meminimalkan terjadinya hal tersebut maka penting untuk memperhatikan faktor - faktor berikut ini a. Interaksi yang terjadi antara bahan kimia dengan wadahnya. b. Periksa dan cari informasi apakah wadah yang digunakan tersebut aman dari reaksi bahan kimia yang ada di dalamnya. Jika ada kemungkinan reaksi maka ada kemungkinan untuk terjadinya kebocoran yang sangat membahayakan. Syarat Gudang Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya Dan Beracun, Sebagai Berikut Ruangan bersuhu rendah atau dingin dan berventilasi baik Ruang penyimpanan jauh dari bahaya kebakaran Dipisahkan dari bahan-bahan yang mungkin bereaksi Pastikan kran dari saluran gas harus tetap dalam keadaan tertutup rapat jika tidak sedang digunakan Tersedia alat pelindung diri, pakaian kerja, masker, dan sarung tangan Tersedia alat pemadam kebakaran APAR untuk bahan kimia Syarat Gudang Penyimpanan Bahan Kimia Korosif, Sebagai Berikut Ruangan bersuhu renda atau dingin dan berventilasi baik Wadah penyimpanan tertutup dan disegel Dipisahkan dari zat-zat beracun Syarat Gudang Penyimpanan Bahan Kimia Mudah Terbakar, Sebagai Berikut Perlu diketahui ada banyak jenis bahan-bahan kimia yang dapat terbakar dengan sendirinya, terbakar jika terkena udara, terkena benda panas, terkena api, atau jika bercampur dengan bahan kimia yang lain. Fosfor P putih, fosfin PH3, alkil logam, boran BH3 misalnya bisa terbakar sendiri jika terkena udara. Pipa air, tabung gelas yang panas dapat menyalakan karbon disulfide CS2. Dari sisi mudahnya bahan kimia terbakar, dapat dibagi menjadi 3 jenis yaitu Cairan yang terbakar di bawah temperatur -4 derajat Celcius, misalnya karbon disulfida CS2, eter C2H5OC2H5, benzena C5H6, aseton CH3COCH3. Cairan yang dapat terbakar pada temperatur antara -4 derajat Celcius – 21 derajat Celcius, misalnya etanol C2H5OH, methanol CH3OH. Cairan yang dapat terbakar pada temperatur 21 derajat Celcius – 93,5 derajat Celcius, misalnya kerosin minyak lampu, terpentin, naftalena, minyak bakar. Syarat penyimpanannya Temperatur rendah atau dingin dan berventilasi baik Jauhkan dari sumber api atau panas, terutama loncatan api listrik dan bara rokok Tersedia alat pemadam kebakaran Syarat Gudang Penyimpanan Bahan Kimia Mudah Meledak, Sebagai Berikut Beberapa contoh bahan kimia yang mudah meledak misalnya ammonium nitrat, nitrogliserin, TNT. Syarat penyimpanannya sebagai berikut Ruangan bersuhu rendah atau dingin dan berventilasi baik Jauhkan dari panas dan api Hindarkan dari gesekan atau tumbukan mekanis Faktor - faktor lain yang perlu menjadi pertimbangan dalam proses penyimpanan bahan - bahan kimia adalah lamanya waktu penyimpanan untuk zat-zat tertentu. Bahan kimia seperti Eter, paraffin cair, dan olefin akan membentuk peroksida jika terkena kontak dengan udara dan cahaya. Semakin lama disimpan maka akan semakin besar pula jumlah peroksida. Isopropil eter, etil eter, dioksan, dan tetrahidrofuran adalah zat yang sering menimbulkan bahaya akibat terbentuknya peroksida dalam penyimpanannya. Zat sejenis eter tidak boleh disimpan melebihi jangka waktu satu tahun, terkecuali ditambah dengan inhibitor. Zat Eter yang telah dibuka harus segera dihabiskan selama enam UMUM PENYIMPANAN BAHAN KIMIA DI DALAM GUDANG Berikut ini adalah panduan umum penyimpanan bahan kimia didalam gudang, antara lain Sediakan tempat penyimpanan khusus untuk masing-masing bahan kimia dan kembalikan bahan kimia ke tempatnya setelah digunakan. Pastikan bahan kimia tersebut telah tertutup dengan rapat. Simpan bahan kimia dan peralatannya didalam lemari dan rak khusus penyimpanan. Amankan rak dan unit penyimpanan lainnya. Pastikan rak memiliki bibir pembatas di bagian depan agar bahan kimia tersebut tidak mudah jatuh. Tindakan pencegahan ini penting terutama di kawasan yang rawan gempa bumi atau kondisi cuaca ekstrem lainnya. Hindari menyimpan bahan kimia di atas bangku, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Hindari juga menyimpan bahan dan peralatan di atas lemari, jika terdapat sprinkler, jaga jarak bebas minimal 18 inci dari kepala sprinkler. Jangan menyimpan bahan pada rak yang tingginya lebih dari 5 kaki ~1,5 m. Hindari menyimpan bahan kimia yang berat di bagian atas karena akan menyebabkan tekanan mekanis. Pastikan agar pintu keluar, koridor, area di bawah meja atau bangku, serta area peralatan keadaan darurat tidak dijadikan tempat penyimpanan peralatan dan bahan kimia. Area tersebut adalah area bebas yang tidak boleh digunakan untuk menyimpan barang. Berikan label pada semua wadah bahan kimia dengan tepat. Letakkan nama pengguna dan tanggal penerimaan pada semua bahan yang dibeli untuk membantu kontrol inventarisnya. Hindari menyimpan bahan kimia pada tudung asap kimia, kecuali bahan kimia yang sedang digunakan. Simpan racun asiri mudah menguap atau bahan kimia pewangi pada lemari yang berventilasi baik. Jika bahan kimia tidak memerlukan lemari berventilasi, simpan di dalam lemari yang bisa ditutup atau rak yang memiliki bibir pembatas di bagian depan. Simpan cairan yang mudah terbakar di lemari penyimpanan cairan yang mudah terbakar. Jangan membiarkan bahan kimia yang disimpan didalam gudang terkena panas atau sinar matahari langsung. Simpan bahan kimia dalam kelompok-kelompok bahan yang sesuai secara terpisah yang disortir berdasarkan abjad. Ikuti semua tindakan pencegahan terkait penyimpanan bahan kimia yang tidak sesuai. Berikan tanggung jawab untuk fasilitas penyimpanan dan tanggung jawab lainnya di atas kepada satu penanggung jawab utama dan satu orang sebagai cadangan. Kaji ulang tanggung jawab ini minimal setiap satu tahun sekali. PANDUAN UMUM TERKAIT WADAH DAN PERALATAN Berikut adalah panduan umum yang terkait dengan wadah dan peralatan, antara lain Gunakan perangkat pengaman sekunder, seperti wadah pengaman overpack, untuk menampung bahan jika wadah utama pecah atau bocor. Gunakan baki penyimpanan yang tahan korosi sebagai perangkat pengaman sekunder untuk tumpahan, kebocoran, atau tetesan. Wadah polipropilena sesuai untuk sebagian besar tujuan penyimpanan. Sediakan lemari berventilasi di bawah tudung asap kimia untuk menyimpan bahan berbahaya. Segel wadah untuk meminimalkan terlepasnya uap yang korosif, mudah terbakar, atau beracun. PANDUAN UMUM TERKAIT PENYIMPANAN DINGIN COLD STORAGE Berikut adalah panduan penyimpanan dingin cold storage antara lain Gunakan lemari penyimpanan bahan kimia hanya untuk menyimpan bahan kimia. Jangan menyimpan bahan kimia yang mudah terbakar dalam lemari es, kecuali penyimpanan bahan tersebut telah disetujui. Semua wadah harus tertutup rapat dan stabil. Berikan label pada semua bahan dalam lemari es dengan isi, pemilik, tanggal perolehan atau penyiapan, dan sifat potensi bahayanya. Tata isi berdasarkan pemilik, namun pisahkan bahan yang tidak sesuai. Tata isi dengan memberi label pada rak dan tempelkan skema penataan di luar unit. Setiap satu tahun, kaji ulang semua isi dari masing-masing unit penyimpanan dingin tersebut. Buang semua bahan tidak berlabel, tidak diketahui, atau tidak diinginkan. Demikianlah artikel tentang Strategi Penyimpanan Zat Dan Bahan Kimia Di Gudang Untuk Mencegah Terjadinya Kebakaran. Semoga bermanfaat dan bisa menambah wawasan Anda. Referensi
1. Kemasan aseptik adalah kemasan yang dapat melindungi produk dari berbagai kontaminasi lingkungan luar. Pengemasan jenis ini biasanya dipakai pada bahan pangan yang diproses dengan teknik sterilisasi. 2. Kemasan non-aseptik, kontaminasi mudah terjadi, sehingga masa simpan produk umumnya relatif lebih rendah.
Origin is unreachable Error code 523 2023-06-16 202116 UTC What happened? The origin web server is not reachable. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Check your DNS Settings. A 523 error means that Cloudflare could not reach your host web server. The most common cause is that your DNS settings are incorrect. Please contact your hosting provider to confirm your origin IP and then make sure the correct IP is listed for your A record in your Cloudflare DNS Settings page. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d85c1eadb4cb968 • Your IP • Performance & security by Cloudflare
. 231 334 275 17 132 70 296 161

wadah penyimpanan air dari logam